Senin, April 28, 2008

Download Program Simulasi Optimasi Jaringan Pipa Air Bersih

1. Apakah Algoritma Genetika (Genetic Algorithm, GA)?

Algoritma Genetika pada dasarnya adalah program komputer yang mensimulasikan proses evolusi. Dalam hal ini populasi dari kromosom dihasilkan secara random dan memungkinkan untuk berkembang biak sesuai dengan hukum-hukum evolusi dengan harapan akan menghasilkan individu kromosom yang prima. Kromosom ini pada kenyataannya adalah kandidat penyelesaian dari masalah, sehingga bila kromosom yang baik berkembang, solusi yang baik terhadap masalah diharapkan akan dihasilkan.

Algoritma Genetika ini banyak dipakai pada aplikasi bisnis, teknik maupun pada bidang keilmuan. Algoritma ini dapat dipakai untuk mendapatkan solusi yang tepat untuk masalah optimal dari satu variabel atau multi variabel. Sebelum algoritma ini dijalankan, masalah apa yang ingin dioptimalkan itu harus dinyatakan dalam fungsi tujuan, yang dikenal dengan fungsi fitness. Jika nilai fitness semakin besar, maka sistem yang dihasilkan semakin baik. Walaupun pada awalnya semua nilai fitness kemungkinan sangat kecil (karena algoritma ini menghasilkannya secara random), sebagian akan lebih tinggi dari yang lain. Kromosom dengan nilai fitness yang tinggi ini akan memberikan probabilitas yang tinggi untuk bereproduksi pada generasi selanjutnya. Sehingga untuk setiap generasi pada proses evolusi, fungsi fitness yang mensimulasikan seleksi alam, akan menekan populasi kearah fitness yang meningkat.

Algoritma genetika sangat tepat digunakan untuk penyelesaian masalah optimasi yang kompleks dan sukar diselesaikan dengan menggunakan metode yang konvensional. Sebagaimana halnya proses evolusi di alam, suatu algoritma genetika yang sederhana umumnya terdiri dari tiga operator yaitu: operator reproduksi, operator crossover (persilangan) dan operator mutasi. Struktur umum dari suatu algoritma genetika dapat didefinisikan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  1. Membangkitkan populasi awal, Populasi awal ini dibangkitkan secara random sehingga didapatkan solusi awal. Populasi itu sendiri terdiri dari sejumlah kromosom yang merepresentasikan solusi yang diinginkan.
  2. Membentuk generasi baru, Dalam membentuk digunakan tiga operator yang telah disebut di atas yaitu operator reproduksi/seleksi, crossover dan mutasi. Proses ini dilakukan berulang-ulang sehingga didapatkan jumlah kromosom yang cukup untuk membentuk generasi baru dimana generasi baru ini merupakan representasi dari solusi baru.
  3. Evaluasi solusi, Proses ini akan mengevaluasi setiap populasi dengan menghitung nilai fitness setiap kromosom dan mengevaluasinya sampai terpenuhi kriteria berhenti. Bila kriteria berhenti belum terpenuhi maka akan dibentuk lagi generasi baru dengan mengulangi langkah.
  4. Beberapa kriteria berhenti yang sering digunakan antara lain :
  • Berhenti pada generasi tertentu.
  • Berhenti setelah dalam beberapa generasi berturut-turut didapatkan nilai fitness tertinggi tidak berubah.
  • Berhenti bila dalam n generasi berikut tidak didapatkan nilai fitness yang lebih tinggi.
Pada uraian berikut penulis mencoba membahas aplikasi algoritma genetika pada bidang sistem distribusi air bersih, karena selama ini penulis bekerja pada konsultan dalam bidang sistem air bersih, dan penulis menguasai sedikit tentang masalah ini.

2. Aplikasi Optimasi GA pada Sistem Jaringan Pipa Air Bersih

Dalam sistem air bersih aplikasi GA umumnya dapat digunakan dalam kalibrasi model hidrolis jaringan pipa dan optimasi perencanaan jaringan baru atau pengembangan jaringan untuk mendapatkan harga pipa yang paling murah dengan memilih diameter pipa dengan harga yang paling ekonomis tetapi tetap mememenuhi kriteria hidrolis yang ditentukan (misalnya: sisa tekan pada titik sadap minimal 30m). Sebagai contoh dalam optimasi jaringan dengan GA, kita dapat mengasumsikan diameter pipa yang akan dipilih sebagai kromosom dan dikodekan kedalam kode string biner. Contohnya adalah sebagai berikut:
Kode Biner Diameter Pipa (") Harga Unit
0000 1 2
0001 2 5
0010 3 8
0011 4 11
0100 5 16
0101 8 23
0110 10 32
0111 12 60
1000 14 60
1001 16 90
1010 18 130
1011 20 170
1100 22 300
1101 24 500
Maka kita akan mendapat urutan string biner sebagai berikut :
String biner :
0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 1000 1001 1010 1011 1100 1101

Selanjutnya kita melakukan proses literasi evolusi GA pada string biner kromosom ini, mengubah diameter pipa pada jaringan, lalu mengetes hasilnya pada program simulator hidrolis (mis: EPAnet) dan diulang sampai kriteria berhenti pada evaluasi solusi tercapai.

Optimasi GA adalah alat yang ampuh yang dapat digunakan oleh pengelola air bersih dan konsultan untuk membantu mencari solusi yang mendekati optimal pada masalah perencanaan, perancangan dan operasi sistem air bersih. Optimasi GA tidak seharusnya dilihat sebagai pendekatan yang bersaing dengan analisa simulasi tradisional. Tetapi GA adalah langkah lanjutan dari analisa simulasi dimana dengan penggunaan GA akan didapat penghematan biaya 20% - 30%.

Dibawah ini akan kita lihat bagaimana GA dapat ditempatkan dalam proses studi dengan melihat langkah-langkah studi simulasi tradisional dan langkah-langkah dalam analisis optimasi GA :

2.1. Langkah-langkah pada Pendekatan Simulasi Tradisional

Pada umumnya langkah-langkah pada master plan distribusi air bersih adalah sebagai berikut:

Langkah 1 - Pembuatan model sistem eksisting menggunakan EPAnet, ALEID, H2ONet, MIKENet, KYPIPE, WaterCAD, dll.
Langkah 2 - Kalibrasi model berdasarkan pengukuran lapangan.
Langkah 3 - Tentukan kebutuhan air di masa yang akan datang yang harus dicapai dan disain dan kriteria kinerja yang harus dipenuhi.
Langkah 4 - Tambahkan pipa, reservoar, pompa dan valve pada sistem dan jalankan simulasi untuk melihat apakah simulasi dapat bekerja.
Langkah 5 - Lanjutkan penyesuaian peningkatan yang diusulkan dengan cara coba-coba sampai ditemukan solusi yang tepat (atau limit biaya telah terlampaui).

2.2. Langkah-langkah yang diperlukan dalam aplikasi Optimasi GA

Optimasi GA masuk ke dalam proses setelah langkah 1,2 dan 3 selesai. Dari pada menggunakan cara pendekatan coba-coba (trial-and-error) untuk evaluasi hasil solusi satu persatu pada langkah 4 dan 5, otomatisasi GA digunakan untuk mengidentifikasi biaya termurah, yang mendekati solusi optimal sebagai berikut :

Langkah 4 - Identifikasikan pilihan yang memungkinkan untuk pengadaan baru atau rehab dari pipa, reservoar, pompa dan valve dan pilihan operasi.
Langkah 5 - Formulasikan rutin GA untuk variabel-variabel dari keputusan tersebut.
Langkah 6 - Hubungkan model hidrolis pada rutin GA.
Langkah 7 - Lakukan dan jalankan GA dan dapatkan masukan dan arah dari ahli hidrolis.
Langkah 8 - Finalisasikan alternatif yang dihasilkan dan verifikasi.

Pada umumnya langkah 5, 6, dan 7 telah tercakup dalam software aplikasi optimasi GA, sehingga lebih memudahakan untuk pengguna. Dengan demikian optimasi GA dengan mudah diintegrasikan pada proses studi pada tahap evaluasi alternatif. Data dan informasi yang dibutuhkan oleh GA sama persis dengan data yang dibutuhkan oleh engineer dalam menggunakan analisis simulasi.

Analisa GA membutuhkan :
  • Sistem simulasi model hidrolis
  • Daftar elemen (pipa, reservoar, pompa, valve) dan pilihan operasional yang seharusnya dipertimbangkan sebagai opsi dalam perencanaan
  • Harga dari tiap elemen yang dipakai
  • Daftar dari kriteria disain dan kinerja sisteim yang harus dicapai
Untuk mendapat gambaran tentang penerapan aplikasi ini penulis telah membuat aplikasi demo untuk penerapan dalam optimasi jaringan pipa air bersih. Tampilannya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Setelah aplikasi dijalankan (tekan tombol Optimasi) akan telihat diameter pipa berubah misalnya pada pipa nomor 7 rancangan awal diameter pipa 14" berubah menjadi 10", pada pipa nomor 8 pipa diameter 8" tenyata cukup digunakan 1" saja. Biaya juga menurun dari 501.000 unit menjadi 419.000 unit saja dengan penghematan biaya 16,4%. Anda juga dapat lebih menurunkan biaya dengan menurunkan nilai Minimal sisa tekan (dalam meter), standar di Indonesia biasanya 10 - 15m saja.

Program Aplikasi Algoritma Genetika dalam Simulasi Optimasi Jaringan Pipa Air Bersih (basic EPAnet-2); download klik disini gademo

3. Aplikasi pada bidang lain

Telah lebih dari 10-15 tahun GA digunakan dalam lingkungan aplikasi yang luas, seperti :
  • Disain jaringan listrik tegangan tinggi, penjadwalan konstruksi, management investasi.
  • Dalam bidang lain seperti: disain sirkuit terintegrasi (IC) untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil, perancangan mesin turbin gas untuk mendapatkan penggunaan bahan bakar yang effisien pada pesawat udara, perencanaan jaringan kabel filber optik.
  • dll.
Referensi:
  • Hendry Setiawan, Thiang, Hany Ferdinando, "Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Merancang Fungsi Keanggotaan Pada Kendali Logika Fuzzy", 2001
  • Jeff S Smith and SoftTech Design, Inc., "What Are Genetic Algorithms (GAs)?", http://www.softtechdesign.com/, 2002
  • OPTIMATICS/FREY, http://www.frey-water.com/
  • Thiang, Ronald Kurniawan, Hany Ferdinando, "Implementasi Algoritma Genetika pada Mikrokontroler MCS51 Untuk Mencari Rute Terpendek", 2001

Copyright (c) 2003 - Budi Sukmawan

Selasa, April 22, 2008

Proses Lumpur Aktif Dengan Aerasi Oksigen Murni

Teknik Pengolahan air limbah banyak ragamnya. Salah satu dari teknik Air limbah adalah proses lumpur aktif dengan aerasi oksigen murni. Pengolahan ini termasuk pengolahan biologi, karena menggunakan bantuan mikroorganisma pada proses pengolahannya. aeration tanksCara Kerja alat ini adalah sebagai berikut : Air limbah setelah dilakukan penyaringan dan equalisasi dimasukkan kedalam bak pengendap awal untuk menurunkan suspended solid. Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke kolam aerasi melalui satu pipa dan dihembus dengan udara sehingga mikroorganisma bekerja menguraikan bahan organik yang ada di air limbah. Dari bak bak aerasi air limbah dialirkan ke bak pengendap akhir, lumpur diendapkan, sebagian lumpur dikembalikan ke kolam aerasi. Keuntungannya :1. daya larut oksigen dalam air limbah lebih besar; 2. efisiensi proses lebih tinggi; dan 3. cocok untuk pengolahan air limbah dengan debit kecil untuk polutan organik yang susah terdegradasi (Benny Syahputra).

Pencemaran Lingkungan

Pada Tahun 70an penduduk dunia dihadapkan 3 masalah besar, yaitu perlombaan senjata nuklir, ledakan penduduk dan pencemaran lingkungan. limbah.jpgDari 3 masalah besar tersebut,Masalah klasik yang sering timbul pada negara yang sedang berkembang adalah pencemaran satu diantaranya runtuh seiring runtuhnya negara uni sovyet pada saat itu, tetapi kendala yang kita hadapi saat ini adalah ledakan penduduk dan pencemaran lingkungan. Ironisnya ledakan penduduk ini selalu diikuti dengan pencemaran lingkungan, artinya semakin banyak jumlah penduduk maka semakin rusak pulalah lingkungan kita. Sudah sewajarnya kira menjaga lingkungan kita. OK

Tercemarkah Sumur Anda ?

Kadangkala kita merasa heran, mengapa terhadap dua daerah yang berdekatan dengan sampah, yang satu sumurnya terjadi pencemaran sedangkan yang lainnya tidak. Padahal kedua-duanya berpotensi tercemar air lindi (air kotor yang berasal dari sampah). Faktor-faktor penyebab tidak atau terjadinya pencemaran air lindi terhadap air sumur adalah sangat bergantung kepada beberapa hal sebagai berikut :
  • Ketebalan atau kedalaman zona aerasi (zone of aeration) dari sumur kita. Air TanahSemakin dalam atau tebal zona aerasinya, maka semakin kecil potensi terjadinya pencemaran terhadap sumur kita. Kalupun terjadi pencemaran yang diakibatkan oleh lindi tersebut, maka proses kontaminasinya memerlukan waktu yang relatif lama. Cara mengetahui ketebalan atau kedalaman zona aerasi dari sumur kita adalah dengan cara mengukur yang dimulai dari water table hingga permukaan tanah (tempat kita berpijak).
  • Permeabilitas tanah. Permeabilitas ini adalah kemampuan batuan atau tanah untuk melewatkan cairan, terutama air, minyak dan gas. Apabila nilai permeabilitasnya besar, maka potensi semakin tercemarnya dengan lindi akan semakin besar, begitu sebaliknya. Permeablitas ini sangat tergantung dari jenis tanah. Tanah yang mempunya grain size nya besar, akan mempunyai permeabilitas yang besar pula, sehingga jenis tanah ini akan sangat mudah meluluskan air ke bawah. Contohnya tanah-tanah yang banyak kandungan pasirnya mempunyai permabilitas yang besar.
  • Tekstur tanah. Tekstur tanah adalah pembagian ukuran butir tanah. Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng erosinya akan tinggi. Disamping itu tanah ini mempunyai keuntungan berupa terhambatnya lindi untuk meresap ke dalam tanah, sehingga sumur-sumur akan aman dari kontaminasi lindi. Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan unsur hara. Dengan demikian tanaman yang tumbuh pada tanah jenis ini mudah mengalami kekeringan dan kekurangan hara.

Ketiga faktor di atas memberikan kontribusi terhadap tercemar atau tidaknya sumur kita. Berarti jelas sudah mengapa sumur yang berdekatan dengan tumpukan sampah ada yang tercemar dan ada yang belum tercemar tergantung dari ketiga faktor di atas.

Mengenal Intrusi Air Asin

Dampak yang paling kita rasakan terjadinya pemanasan global adalah musim kemarau relatif lebih panjang sedangkan musim penghujan relatif lebih pendek, walaupun demikian sekali hujan sering menimbulkan banjir. Ini adalah salah satu ciri pemanasan global.

Oleh karena musim kemarau relatif lebih panjang, sehingga imbuhan air hujan yang nantinya menjadi air tanah tentunya menjadi sangat berkurang, sementara penggunaan air tanah cenderung meningkat. Kondisi inilah awal mula terjadinya intrusi air asin tersebut.

Proses Terjadinya Intrusi Air Asin

Intrusi Air AsinPada daerah yang berdekatan dengan pantai atau dekat dengan laut, maka terjadi pertemuan antara air laut dengan air tawar yang kita kenal dengan sebutan interface. Interface ini bisa menjorok ke arah laut dan juga bisa juga menjorok ke arah darat tergantung besar kecilnya imbuhan air hujan. Apabila imbuhan air hujan lebih sangat besar, maka interface akan menjorok ke arah laut, sedangkan imbuhan air hujan sedikit atau tidak ada sama sekali, maka interface akan menjotok ke arah darat. Perubahan di dalam tanah oleh imbuhan atau perubahan luar aliran dalam daerah air tawar, menyebabkan perubahan interface. Penurunan aliran air tawar yang masuk ke laut menyebabkan interface bergerak ke dalam tanah dan menghasilkan intrusi air asin ke dalam akuifer. Sebaliknya suatu peningkatan aliran air tawar mendorong interface ke arah laut. Laju gerakan interface dan respon tekanan akuifer tergantung kondisi batas dan sifat akuifer pada kedua sisi interface.

Akibat penggunaan air tanah yang berlebihan sementara imbuhan air hujan terbatas menyebabkan interface menjadi naik ke atas. Keadaan ini kita kenal dengan sebutan up conning (lihat gambar di atas). Sehingga air yang dikonsumsi menjadi asin akibat pengaruh air laut.

Tidak semua air yang rasanya asin menunjukkan terjadinya intrusi. Bisa jadi itu hanya air yang terjebak dalam batuan (water connate /air fosil). Air ini terjebak di dalam batuan puluhan tahun lamanya, sehingga airnya menjadi asin. Air yang diambil dengan cara jetting, maka akan menyebabkan air yang berada di dalam aquitard dapat tersedot, termasuk air fosilpun ikut tersedot. Dengan demikian air asin yang terjadi bukanlah akibat intrusi. Konon di Jakarta juga begitu, menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Smith yang berasal dari Jerman, bahwa air asin yang berada di sumur-sumur penduduk di Jakarta bukanlah hasil dari intrusi, tetapi akibat adanya air fosil.

Mengenal Efek Rumah Kaca

Istilah Efek Rumah Kaca (green house effect) berasal dari pengalaman para petani di daerah iklim sedang yang menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam rumah kaca. Yang terjadi dengan rumah kaca ini, cahaya matahari menembus kaca dan dipantulkan kembali oleh benda-benda dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas yang berupa sinar infra merah. Namun gelombang panas itu terperangkap di dalam ruangan kaca serta tidak bercampur dengan udara dingin di luarnya. Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi daripada di luarnya. Inilah gambaran sederhana terjadinya efek rumah kaca (ERK).erk.jpg

Pengalaman petani di atas kemudian dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan atmosfir. Lapisan atmosfir terdiri dari, berturut-turut: troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer: Lapisan terbawah (troposfir) adalah yang yang terpenting dalam kasus ERK. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.

Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Terjadilah Efek Rumah Kaca. Gas yang menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah Kaca.

Seandainya tidak ada ERK, suhu rata-rata bumi akan sekitar minus 180 C — terlalu dingin untuk kehidupan manusia. Dengan adanya ERK, suhu rata-rata bumi 330 C lebih tinggi, yaitu 150C. Jadi, ERK membuat suhu bumi sesuai untuk kehidupan manusia.

Namun, ketika pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas lainnya, maka sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi menjadi naik. Dibandingkan tahun 50-an misalnya, kini suhu bumi telah naik sekitar 0,20 C lebih.

Tanaman Fitoremediasi Seperti Antorium

Phyto asal kata Yunani/greek phyton yang berarti tumbuhan/tanaman (plant), remediation asal kata Latin remediare (to remedy) yaitu memperbaiki/ menyembuhkan atau membersihkan sesuatu. Jadi fitoremediasi (phytoremediation) merupakan suatu sistim dimana tanaman tertentu yang bekerjasama dengan micro-organisme dalam media (tanah, koral dan air) dapat mengubah zat kontaminan (pencemar/polutan) menjadi kurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomi.

PohonKonsep mengolah air limbah dengan menggunakan media tanaman atau lebih populer disebut “fitoremediasi” telah lama dikenal oleh manusia, bahkan digunakan juga untuk mengolah limbah berbahaya (B3) atau untuk limbah radioaktif. Beberapa majalah dan jurnal ilmiah di beberapa negara telah pula membahas dengan detail bagaimana proses remediasi ini dapat menolong manusia untuk memecahkan problem lingkungannya.

Jenis-jenis tanaman yang sering digunakan di Fitoremediasi adalah; Anturium Merah/ Kuning, Alamanda Kuning/Ungu, Akar Wangi, Bambu Air, Cana Presiden Merah/ Kuning/ Putih, Dahlia, Dracenia Merah/ Hijau, Heleconia Kuning/ Merah, Jaka, Keladi Loreng/ Sente/ Hitam, Kenyeri Merah/ Putih, Lotus Kuning/ Merah, Onje Merah, Pacing Merah/ Putih, Padi-padian, Papirus, Pisang Mas, Ponaderia, Sempol Merah/ Putih, Spider Lili, dll.

Menggugat Istilah Sumur Dalam & Dangkal

Pada tulisan saya sebelumnya banyak mengangkat istilah sumur dalam dan sumur dangkal. Dua istilah ini sengaja saya buat agar para pembaca tidak asing dengan istilah tersebut. Tetapi sebetulnya istilah ini kurang tepat apabila ditinjau dari kaca mata seorang hidrolog. Mengingat sangat relatifnya batasan untuk sumur dalam dan sumur dangkal ini, maka sebagian besar para hidrolog menganjurkan untuk tidak menggunakan istilah tersebut.

Hal yang paling tepat yang seharusnya digunakan adalah istilah Unconfined AquiferConfined Aquifer. Dua istilah inilah sebetulnya yang paling tepat untuk menggantikan istilah sumur dalam dan sumur dangkal. Pasalnya istilah Unconfined AquiferConfined Aquifer ini tidak memberikan batasan kedalaman sumur, sehingga sangatlah tepat apabila kita menggunakan istilah ini. Kedalamam aquifer ini sangat tergantung dari kondisi geografis masing-masing daerah, mengingat adanya perbedaan tersebut, maka jelaslah tidak mungkin kita akan membatasi kedalaman tertentu termasuk sumur dangkal atau dalam, tetapi kondisi aquiferlah yang sangat menentukan semua itu. Bisa jadi kita akan menemukan suatu daerah mempunyai sumur dengan kedalaman 30 meter misalnya, maka tidak bisa kita lantas mengatakan bahwa sumur tersebut termasuk sumur dalam, mungkin saja sumur tersebut berada dalam unconfined aquifer.unconfined aquifer, tetapi bisa juga berada pada confined aquifer dan dan Perhatikanlah gambar di atas water table berada pada

Mengenal Unconfined dan Confined Aquifer

Bila kita perhatikan gambar di atas, maka sebetulnya dapat kita simpulkan bahwa Unconfined aquifer adalah air tanah bebas / tidak tertekan. yang dibatasi oleh water table (phreatic level) sedangkan bagian bawahnya dibatasi oleh aquitard atau aquiclude. Istilah ini sangat tepat untuk menggantikan istilah sumur dangkal.

Sedangkan Confined Aquifer adalah air tanah tertekan. Aquifer ini pada bagian atas di batasi oleh aquitard dan bagian bawah dibatasi oleh aquitard atau aquiclude. Istilah ini sangat tepat untuk menggantikan istilah sumur dalam.